Abstrak. Salah satu sumberdaya alam yang paling menonjol di Desa congko adalah lahan pertanian sekitar 300,72 Ha, sementara luas lahan perkebunan yang dikelola kelompok tani bulu mappalasae mencapai 101 hektar yang terdiri dari 21 hektar lahan jagung, 63 hektar lahan coklat/kakao, dan 17 hektar lahan persawahan. Hasil perkebunan kurang memuaskan yaitu untuk kebun coklat hanya mampu menghasilkan 500kg/hektar/tahun. Kendala dari kurangnya produktivitas hasil pertanian salah satu disebabkan karena kurangnya pupuk, jumlah pupuk yang didapatkan petani rata-rata 600kg/hektar, Sementara Pupuk yang diperlukan petani rata-rata 1 ton/hektar atau total 63 ton dari luas lahan 63 hektar. Selain dari kegiatan pertanian ada pula kegiatan peternakan yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya usaha ternak, masyarakat dapat menjadikan hal ini sebagai sebuah potensi wilayah. Namun yang menjadi permasalahan pada peternakan adalah limbah/kotoran ternak setiap hari bertambah dan mencemari lingkungan karena tidak dikelola dengan baik, namun apabila limbah/kotoran ternak dapat dikelola dengan baik maka dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat seperti pengelolaan biogas dari kotoran ternak yang menghasilkan gas dan pupuk organik. Adapun solusi dari permasalahan yang ada yaitu Melakukan integrasi antara usaha tani dan ternak untuk pembuatan pupuk organik serta Menerapkan Teknologi pembuatan Biogas dari kotoran ternak. Untuk implementasi solusi maka disusun metode pelaksanaan yaitu melakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dan pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas dan pupuk organik menggunakan bidiogester. Dari hasil pengolahan sampah menjadi pupuk organik Terdapat produk pupuk organik yang siap diaplikasi pada lahan pertanian dan menghasilkan pupuk organik sebanyak 800kg/bulan. Dan hasil dari pengelolaan kotoran ternak menghasilkan Biogas sebanyak 540kg/bulan dan pupuk organik sebanyak 1,3 Ton/bulan. Kata Kunci: Biodiogester, Biogas, Integrasi Usaha Tani dan Ternak, Pupuk Organik
Copyrights © 2024