Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengelolaan stres pada Guru Pembimbing Khusus (GPK) di salah satu sekolah inklusi kota Makassar. Program yang dilakukan adalah “Guru Relasi” yang memiliki makna guru yang memiliki kemampuan regulasi emosi. Pada program ini dilakukan psikoedukasi dan pelatihan bagi kader. Tujuan dilakukan program ini adalah sebagai langkah untuk meningkatkan pemahaman mengenai stres dan memberikan keterampilan bagi kader untuk melakukan regulasi emosi guna mengurangi tingkat stres yang dialami oleh guru. Responden dalam penelitian ini adalah 38 orang Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah tersebut. Metode penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, focus group discussion, dan skala untuk mengukur tingkat stres menggunakan Perceived Stress Scale. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa GPK mengalami berbagai permasalahan, termasuk masalah pribadi, kurangnya keterampilan dalam menangani anak berkebutuhan khusus (ABK), serta tuntutan pekerjaan yang tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Ferlia et al. (2016) dan Haryanti (2004) mengungkapkan bahwa banyak guru mengalami gejala stres, baik ringan maupun berat, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pentingnya dukungan emosional dan profesional bagi GPK, serta merekomendasikan strategi manajemen stres yang efektif. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan GPK dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif bagi ABK. Hasil penelitian ini menjadi acuan untuk pengembangan program dukungan bagi GPK dalam menjalankan tugas mereka secara optimal. Kata Kunci : Pengelolaan Stres, Guru Pembimbing Khusus, Anak Berkebutuhan Khusus, Regulasi Emosi
Copyrights © 2024