Tanaman buah yang sedang dibudidayakan oleh petani Desa Air Terbit adalah tanaman buah alpukat, klengkeng, blacksapote dan sawo abio. Dalam pelaksanaannya, petani melakukan penyiraman dan pemupukan secara konvensional yaitu dilakukan dengan cara menyiram dan memupuk langsung ke tanaman sesuai jadwal atau waktu luang petani itusendiri. Bilamana penyiraman dan pemupukan kelupaan atau tidak teratur tentu akan berdampak pada tanaman itu sendiri seperti tanaman menjadi kering atau kurang nutrisi. Selain itu, penyiraman dan pemupukan tanaman yang tidak teratur dapat mengakibatkan tanaman menjadi lama berkembang bahkan layu dan mati. Permasalahan pemeliharaan tanaman buah secara konvensional inilah yang akan dicarikan solusinya sehingga lupa melakukan penyiraman dan pemupukan menjadi penyiraman dan pemupukan yang teratur serta sesuai dengan takaran yang dibutuhkan dengan cara otomatis. Teknologi pemeliharaan tanaman buah ini dikembangkan lagi sesuai kebutuhan petani dalam membudidayakan buah alpukat, klengkeng, blacksapote dan sawo abio karena setiap tanaman memerlukan perlakuan berbeda khususnya takaran air penyiraman dan pemupukan. Penelitian ini membandingkan tiga pendekatan dalam sistem penyiraman dan pemupukan otomatis: (1) sistem berbasis timer switch, (2) sistem berbasis mikrokontroler, dan (3) sistem berbasis mikrokontroler yang ditambah sensor kelembaban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi masing-masing metode dalam hal penggunaan air, pupuk, serta dampaknya terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dilengkapi dengan sensor kelembaban memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan sistem berbasis timer switch dan mikrokontroler tanpa sensor.
Copyrights © 2024