Perkembangan bisnis kafe di Indonesia pesat, didorong oleh prediksi peningkatan konsumsi kopi sebesar 8,22% per tahun (2016-2021). Namun, ketidakpastian dalam memprediksi kebutuhan bahan baku dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan stok, berpotensi merugikan. Penelitian ini menerapkan metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) untuk meramalkan kebutuhan stok bahan baku. Hasilnya menunjukkan Model ARIMA(2,1,1) untuk Taufik 1 memiliki performa terbaik (RMSE 20.20), sedangkan ARIMA(1,2,0) untuk Taufik 2 kurang akurat (RMSE 38.24). Meskipun ARIMA(0,1,0) untuk Taufik 3 memiliki RMSE terendah (5.95), model ini tidak menangkap kompleksitas data. Secara keseluruhan, penggunaan model ARIMA dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan kafe, dengan hasil pengujian sistem menunjukkan keberhasilan yang memuaskan dalam testing blackbox dan whitebox.
Copyrights © 2024