Usaha Batik Alpukat Universitas PGRI Silampari menghadapi tantangan kompleks terkait desain kemasan dan efisiensi biaya produksi, sementara penyandang disabilitas di Kota Lubuklinggau masih memiliki keterbatasan akses ekonomi produktif. Pengabdian masyarakat ini bertujuan mengembangkan model kemasan inovatif yang dapat menurunkan biaya produksi sekaligus memberdayakan penyandang disabilitas. Kegiatan pengabdian masyarakat pada Usaha Batik Alpukat Universitas PGRI Silampari menghasilkan temuan signifikan terkait pengembangan desain kemasan dan pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Tahap awal kegiatan difokuskan pada analisis kondisi kemasan produk, yang menunjukkan bahwa desain kemasan sebelumnya memiliki biaya produksi tinggi mencapai 20-25% dari total biaya produksi. Proses pelatihan pengembangan kemasan melibatkan kurang lebih 30 peserta, Aspek pemberdayaan penyandang disabilitas menjadi fokus utama dalam kegiatan ini. 15 orang penyandang disabilitas dilibatkan secara langsung dalam proses produksi kemasan, mulai dari tahap desain hingga finishing. Hasilnya, mereka tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga mendapatkan peluang ekonomi produktif. Kemasan baru diharapkan akan mengalami keunggulan signifikan dibandingkan desain sebelumnya. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa inovasi desain kemasan berbasis sosial mampu memberikan solusi multidimensional. Metode Pengabdian ini melalui serangkaian kegiatan : Perancangan desain kemasan, pelatihan praktis, dan pendampingan berkelanjutan. Dampak sosial yang dicapai adalah terbukanya peluang ekonomi produktif bagi penyandang disabilitas melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi kemasan. Rekomendasi utama yang diajukan adalah pembentukan program pendampingan berkelanjutan yang melibatkan tim dari Prodi Kewirausahaan Universitas PGRI Silampari, sebagai praktisi desain kemasan, dan tenaga pemberdayaan sosial.
Copyrights © 2024