Ketahanan mental merupakan komponen penting bagi guru anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam menghadapi berbagai tantangan di lingkungan sekolah. Ketahanan yang baik tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kinerja, kesejahteraan guru, dan hubungan positif dengan siswa, orang tua, serta rekan kerja. Pengabdian ini bertujuan untuk membangun ketahanan mental guru ABK dengan strategi pengelolaan konflik dan menciptakan harmoni di sekolah. Kegiatan psikoedukasi dilakukan di SLB YPAC Dewantara, Aceh Utara, dengan pendekatan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola konflik serta membangun komunikasi yang lebih efektif dengan lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan mitra melalui Memorandum of Agreement (MoA) serta berkontribusi pada pencapaian indikator kinerja utama universitas. Simpulan, bahwa ketahanan mental yang baik, didukung oleh strategi manajemen konflik dan kecerdasan emosional, dapat menciptakan budaya sekolah inklusif yang harmonis, mendukung perkembangan optimal siswa, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Kata Kunci: Guru ABK, Ketahanan Mental, Manajemen Konflik, Harmoni Sekolah
Copyrights © 2024