Media digital telah merevolusi cara karya seni diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi dalam konteks industri budaya. Salah satu fenomena menarik yang muncul dari perubahan ini adalah popularitas penyanyi-penulis lagu perempuan, Bernadya, yang meraih perhatian luas berkat lirik-lagunya yang sederhana, tetapi mampu menangkap pengalaman umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengalaman kolektif dalam lirik lagu Bernadya dan komodifikasi lirik tersebut dalam konteks teori Industri Budaya dan participatory culture di era digital. Metode penelitian yang diterapkan adalah analisis wacana Van Dijk, mencakup superstruktur, strukturmakro, strukturmikro, serta kognisi dan konteks sosial. Analisis ini membedah pengalaman kolektif yang dikomunikasikan Bernadya melalui liriknya. Data diperoleh dari lirik lagu pada album Sialnya, hidup harus tetap berjalan yang dipopulerkan oleh Bernadya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu Bernadya mencerminkan pengalaman kolektif yang berhasil dikomodifikasi melalui media digital dan menguatkan relevansi teori industri budaya yang kini beradaptasi dengan hadirnya participatory culture. Komodifikasi ini menciptakan homogenisasi selera di kalangan audiens sehingga memperluas penerimaan karya seni Bernadya. Berdasarkan analisis ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun teori industri budaya Adorno sering dikritik, prinsip-prinsipnya masih relevan dalam menjelaskan dinamika musik pop kontemporer di era digital.Kata Kunci: Komodifikasi; Industri Budaya; Bernadya; Narasi Kolektif; Media digital
Copyrights © 2024