Tradisi menenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) di Desa Gumanano Kabupaten Buton Tengah perlu untuk terus dilestarikan, namun tantangan yang dihadapi masih terdapat sebagian generasi muda memiliki minat yang rendah dalam mempelajari proses menenun kain tenun khas Buton. Disisi lain kain tenun khas Buton dapat dikembangkan menjadi berbagai produk kreatif yang bertujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini mendeskripsikan proses pembuatan sarun tenun sebagai pewarisan budaya dan upaya pngembangan kain tenun menjadi produk kreatif sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah pemerintah desa, pengusaha tenun, dan para pengrajin kain tenun Buton. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari lembar panduan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada tahapan analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan kain tenun khas Buton di Desa Gumanano masih menggunakan cara tradisional sedangkan bahan benang menggunakan benang buatan pabrik yang diperoleh dari bantuan pemerintah atau dibeli dari toko terdekat. Penggunaan berbagai jenis benang dalam menenun menghasilkan beberapa motif dan tekstur serta haraga yang bervariatif. Selain itu kain tenun Buton memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi beberapa produk kreatif seperti kampurui (ikat kepala), syal, tas, dan gantungan kunci yang memiliki variasi harga. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan kain tenun Buton dapat dikembangkan menjadi produk kreatif lainnya yang dapat meningkat ekonomi masyarakat di Desa Gumanano, Kabupaten Buton Tengah.
Copyrights © 2024