Kekerasan pada anak terus meningkat dari tahun ketahun. Kekerasan tersebut justru lebih banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat di lingkungan anak-anak itu sendiri. Kasus kekerasan pada anak sulit tertangani dengan baik karena anak tidak memiliki keberanian untuk melaporkan. Pada banyak kasus, anak-anak juga belum memahami bahwa apa yang menimpa dirinya adalah bentuk kekerasan. Selain dibutuhkan orang terdekat yang peduli dan melindungi, anak-anak juga perlu mendapat pengetahuan tentang arti kekerasan agar dapat menghindari dan melaporkan manakala kekerasan itu terjadi padanya. Pemerintah melalui program Gerakan Literasi Nasional (GLN), menghasilkan ratusan buku bacaan anak dimana topik kekerasan menjadi salah satu topik krusial yang diangkat. Artikel ini mengulas sejauh mana buku bacaan anak dapat menjadi media belajar anak sehingga membantunya untuk terhindar dari kekerasan. Bahan penelitian ini berupa buku bacaan anak produk GLN yang telah diterbitkan PERPUSNAS RI dan dibagikan di sejumlah Perpus Desa dan Taman Baca Masyarakat (TBM). Peneliti melakukan observasi mendalam kemudian menganalisis dengan pendekatan analisis semiotic untuk mengurai pesan-pesan pencegahan kekerasan di dalam buku bacaan anak. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana teks dan gambar dalam buku bacaan anak berkolaborasi menciptakan pertanda dan petanda dalam menyampaikan pesan edukasi dan pencegahan kekerasan pada anak.
Copyrights © 2024