Kerusakan jembatan di Indonesia sering disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi alami sebagai indikator kelayakan jembatan melalui analisis mikrotremor. Data diambil dari lima jembatan dengan kondisi beragam: dua rusak dan tiga baik. Hasilnya menunjukkan bahwa satu jembatan rusak memiliki frekuensi alami tertinggi, sementara jembatan rusak lainnya terendah, dengan rentang frekuensi jembatan tak layak pada arah X (EW) di atas 4,5 Hz atau di bawah 3,0 Hz, dan pada arah Y (NS) di atas 5,0 Hz atau di bawah 2,5 Hz. Variasi ini mengindikasikan potensi ketidaklayakan struktural, sehingga monitoring berbasis frekuensi alami dapat membantu deteksi dini kerusakan jembatan untuk pemeliharaan preventif yang tepat.
Copyrights © 2024