Penelitian ini membahas kualitas benang pada industri tekstil, khususnya aspek hairiness atau kehalusan permukaan benang, yang mempengaruhi performa produksi lanjutan serta kualitas produk akhir. Hairiness yang tinggi dapat mengganggu proses tenun dan rajut, serta menurunkan daya tahan kain. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dua tipe yarn guide, yaitu pig tail dan snail wire, dalam mengurangi nilai hairiness pada benang yang diproduksi dengan mesin ring spinning frame. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan membagi sampel benang menjadi dua kelompok (masing-masing 30 sampel) yang diproduksi dengan pig tail dan snail wire. Tingkat hairiness diukur menggunakan perangkat standar yaitu menggunakan alat Uster Tester dan analisis data dilakukan menggunakan uji t independen untuk melihat perbedaan signifikan antara kedua tipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data hairiness pada kedua tipe yarn guide berdistribusi normal, sehingga uji t dapat dilakukan. Berdasarkan hasil analisis statistik, yarn guide tipe snail wire memiliki rata-rata hairiness yang lebih rendah (5.77) dibandingkan pig tail (5.948), yang menunjukkan efektivitas snail wire dalam menekan hairiness. Dengan p-value sebesar 0.021 (<0.05), terdapat perbedaan signifikan antara kedua metode, mengindikasikan bahwa snail wire lebih efektif dalam menghasilkan benang yang lebih halus. Kedua jenis yarn guide tetap berada dalam batas standar hairiness perusahaan (6.5), namun snail wire terbukti lebih lebih efektif dalam mengurangi hairiness pada benang.
Copyrights © 2024