Jejak peninggalan Belanda tidak hanya terlihat dari bangunan-bangunan besar, tapi juga dari struktur kecil seperti makam. Secara umum pembahasan tentang makam Belanda di Indonesia lebih banyak fokus pada Jawa dan Sumatera, akan tetapi masih sangat kurang pembahasan tentang makam Belanda di timur Indonesia termasuk Kota Ternate. Menurut catatan sejarah, Ternate dan sekitarnya adalah daerah tujuan masyarakat dunia karena kehadiran rempah. Padahal ada jejak yang masih tersisa hingga saat ini dan ada data arkeologis yang dapat digali dari makam tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta berpijak pada data utama dari Laporan Pendataan Makam Belanda di Kota Ternate milik Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan korpus data secara lebih spesifik. Dari korpus data yang ada, diharapkan dapat diketahui siapa saja persona yang dimakamkan serta makna dibalik lambang heraldik yang dibuat pada nisan. Makam yang ada di Ternate secara garis besar dibagi dalam dua periode yaitu VOC dan Hindia Belanda. Hasil yang didapat salah satunya yaitu tentang kondisi politik mempengaruhi bentuk makam yang ada. Jika di awal masa VOC, makam Belanda di Ternate dibuat bagus dengan banyak lambang, maka pada masa berikutnya, makam-makam yang ditemukan bentuknya lebih sederhana karena dari segi bahan, ukuran dan ragam hias tidak serumit makam dari periode VOC.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024