Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. penurunan kualitas hidup penderita Gout artritis yang meliputi aktivitas sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas sosial, pekerjaan, istirahat. Kualitas hidup yang menurun dapat mempengaruhi semangat hidup penderita. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi terapi Bridges Self Management (BSM), kualitas hidup dan menganalisa pengaruh terapi bridges self management dengan kualias hidup lansia dengan gout artritis. Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimental dengan pendekatan per – post test dengan sampel 35 responden lansia dengan gout artritis di Posyandu Lansia Bugar RW 08 Jojoran Kecamatan Gubeng Kota Surabaya diambil menggunakan tehnik sampling simple random sampling. Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREFF (Who Quality of Life). Terapi Bridges Self Management menggunakan TAK (sistem terapi aktivitas kelompok). Data dianalisis dengan program SPSS 27.0 menggunakan uji T-test Wilcoxon Rank Test di dapatkan Hal ini berarti terdapat pengaruh antara terapi Bridges Self Management dengan Kualitas Hidup lansia dengan gout artritis (H0 ditolak, H1 diterima). Implikasi hasil penelitian adalah kualitas hidup lansia dengan gout artritis mengalami penuunan yang disebabkan oleh perubahan anggota gerak yang iakibatkan oleh penyakit, melalui terapi bridges self management mampu untuk memberikan perubahan terhadap kualitas hidup lansia meski tidak signifikan.
Copyrights © 2024