Semakin meningkatnya jumlah kebutuhan minyak goreng menyebabkan semakin bertambahnya minyak jelantah yang dihasilkan. Minyak jelantah memiliki kandungan pencemar yang tinggi sehingga bisa menyebabkan kerusakan lingkungan. Penelitian tentang pemanfaatan timbulan minyak jelantah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah timbulan minyak jelantah dan pemanfaatannya menjadi pembersih lantai yang dihasilkan dari industri kuliner, khususnya penjual makanan di kawasan kuliner Terminal Mempawah. Pemurnian minyak jelantah menggunakan arang batok kelapa yang sudah diaktivasi dan menggunakan variasi waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui karakteristik minyak jelantah di kawasan kuliner, Terminal Mempawah adalah kadar air 0,522%, asam lemak bebas 14,2%, serta bilangan peroksida 14,39 meq O2/kg. Hasil minyak jelantah yang telah dimurnikan dengan menggunakan arang batok kelapa didapatkan hasil yang paling optimal adalah 48 jam dengan karakteristik kadar air 0,224% asam lemak bebas 12,1% serta bilangan peroksida 6,39 meq O2/kg, dengan efektifitas penurunan kadar air 57%, asam lemak bebas 15% dan bilangan peroksida 55%. Cairan pembersih lantai yang telah dibuat dengan minyak jelantah hasil pemurnian memliki nilai ALT <25 koloni/ml dan telah memenuhi standar baku mutu pembersih lantai, sedangkan parameter pH memiliki nilai 12,6 tetapi belum memenuhi SNI nomor 1842 tahun 2019 tentang pembersih lantai.
Copyrights © 2024