Pesantren berperan sebagai pusat aktivitas dakwah yang memiliki unsur-unsur dalam proses komunikasi dakwah, yaitu komunikator (kyai), komunikan (santri), media komunikasi dakwah (pesantren/asrama santri, pusat ibadah/masjid, kitab kuning, majelis/forum/podium, dan lainnya). komunikasi dakwah merupakan upaya menyebarluaskan informasi ke umat Islam dan mengajak manusia ke jalan Allah dengan mengamalkan Al-Qur’an. Sedangkan pendidikan karakter di era modern semakin gencar digalakkan oleh pemerintah, namun persoalan kenakalan remaja, narkoba, dan beberapa kasus lain ini juga kerap kali menjadi perbincangan yang cukup membuat banyak orang geram. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter pada sekolah formal tidaklah cukup, maka dari itu sebagian orang disamping menyekolahkan anak di sekolah formal juga memasukkannya ke pondok pesantren. Peneliti menumukan keganjalan atau masalah masih banyak rendahnya kesadaran santri dalam membentuk tata tertib di Pondok Peantren. Berangkat dari latar belakang di atas, penelitian ini bertujun untuk mengetahui komunikasi dakwah di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam pembentukan karakter santri, faktor pendukung dan penghambat komunikasi dakwah di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam pembentukan karakter santri. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitataif. Dengan mendeskripsikan hasil penelitian dan memaparkan data apa adanya sesuai hasil temuan di lapangan. Untuk memperoleh data atau informasi-informasi yang relavan dengan masalah yang dicari. Peneliti menggunakan beberapa metode yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil ini adalah komunikasi dakwah dalam pembentukan santri yang berkarakter pada Pondok Pesantren Permata Budiharjomenggunakan tiga metode pertama, Al-Hikmah (bijaksana), Mau’izhah hasanah (nasihat), Mujadalah (musyawarah). Kedua, metode langsung dan tidak langsung, metode langsung berati penyampaian karakter secara lansung dengan memberikan materi-materi akhlak. Metode tidak langsung adalah penanaman karakter melalui kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai karakter mulia dengan harapan dapat diambil hikmahnya oleh santri. Ketiga, melalui metode keteladanan, metode reward dan punishment yaitu pemberian hadiah dan sanksi kepada santri untuk memikat mereka termotivasi berbuat baik dan berakhlak mulia. AbstractPesantren acts as a center of da'wah activities that have elements in the da'wah communication process, namely communicators (kyai), communicants (santri), da'wah communication media (pesantren / santri dormitories, worship centers / mosques, yellow books, assemblies / forums / podiums, and others). da'wah communication is an effort to disseminate information to Muslims and invite people to the path of Allah by practicing the Qur'an. While character education in the modern era is increasingly intensified by the government, the issue of juvenile delinquency, drugs, and several other cases is also often a conversation that is enough to make many people furious. This proves that the implementation of character education in formal schools is not enough, so some people besides sending their children to formal schools also put them in boarding schools. Researchers find an oddity or problem that there is still a lot of low awareness of students in forming rules at Pondok Peantren. Departing from the above background, this research aims to find out the da'wah communication at Al-Barokah Islamic Boarding School in shaping the character of students, supporting and inhibiting factors of da'wah communication at Al-Barokah Islamic Boarding School in shaping the character of students. This research uses a type of qualitative research. By describing the results of the research and presenting the data as it is according to the findings in the field. To obtain data or information that is relevant to the study, the researcher uses a qualitative method.
Copyrights © 2025