Selama menjalani puasa ramadan, terjadi perubahan fisiologis dan kegiatan sehari-hari, seperti penurunan energi dan masalah pencernaan seperti maag dan konstipasi. Sehingga pertimbangan pengadaan obat untuk indikasi tersebut harus tetap terkontrol. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif dan teknik sampel nonprobabilitas, khususnya Sampling Purposive.Analisis sampel menggunakan perangkat lunak Microsoft excel versi 2021 dengan menguji perbandingan jumlah obat terjual. Hasil menunjukkan penurunan penjualan obat maag sebesar 14% saat puasa, sementara penjualan obat konstipasi meningkat 32%. Namun, penjualan obat maag meningkat 21% satu hari sebelum puasa dibandingkan jumlah tujuh hari sebelumnya. Faktor pemicu maag antara lain perubahan pola makan dan konsumsi makanan berlemak, sementara konstipasi disebabkan oleh perubahan pola makan, kurangnya aktivitas fisik, dan asupan cairan yang rendah. Obat OTC seperti antasida dan pencahar tampaknya menjadi pilihan utama dalam mengatasi masalah maag dan konstipasi selama bulan puasa, yang dapat menjadi pertimbangan dalam strategi pengadaan obat di masa mendatang.
Copyrights © 2025