Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Posing pada siswa SMP Negeri 3 Pulau Rakyat; (2) mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Jenis Penelitian ini adalah peneleitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pulau Rakyat sebanyak 31 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni melalui tes keahlian bernalar kritis matematis, observasi kemampuan guru, dan observasi aktivitas siswa. Hasil riset menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa meningkat setelah penerapan model Problem Posing, di mana nilai rata-rata pada tes siklus I sebesar 66,9 meningkat menjadi 80,1 pada proses II. Ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 17 siswa (54,9%) yang mencapai nilai ≥ 70, meningkat menjadi 27 siswa (87,1%) pada siklus II. Peningkatan berdasarkan nilai uji N-gain meningkat dari 0,36 pada siklus I menjadi 0,47 pada siklus II, menunjukkan peningkatan keahlian bernalar kritis dalam kategori sedang; (2) Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kritis matematis tergolong baik, yang terlihat dari kemampuan siswa memenuhi indikator berpikir kritis matematis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan paradigma Problem Posing dapat meningkatkan keahlian bernalar kritis matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Pulau Rakyat. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar guru matematika mulai menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, seperti Problem Posing, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis, melibatkan siswa secara aktif, dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Peneliti lanjutan disarankan untuk mempertimbangkan penerapan Model Problem Posing pada topik materi lain.
Copyrights © 2025