Kota Banjarmasin yang dikenal sebagai “Kota Seribu Sungai,” memiliki karakteristik geografis yang didominasi oleh jaringan sungai, menuntut masyarakatnya untuk beradaptasi dengan lingkungan melalui arsitektur tepian sungai. Salah satu bentuk adaptasi tersebut adalah rumah lanting, yaitu rumah terapung yang berada di atas sungai dan menjadi salah satu simbol budaya masyarakat Banjar. Rumah lanting memiliki pondasi terapung yang dapat menyesuaikan dengan perubahan ketinggian air sungai akibat pasang surut. Permasalahan yang terjadi semakin berkembangnya zaman, teknologi konstruksi modern menawarkan alternatif pondasi yang lebih variatif dengan mengggunakan berbagai macam material terbaru demi mempertahankan keberadaan rumah lanting di Kota Banjarmasin. Dari kondisi tersebut, maka munculah beberapa tipe pondasi yang digunakan pada rumah lanting di Kota Banjarmasin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tipologi pondasi pada rumah lanting di Kota Banjarmasin, guna memahami karakteristik, kelebihan, dan kelemahan setiap tipe pondasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tipologi. Hasil yang didapatkan ditemukan lima jenis pondasi yang digunakan pada rumah lanting di Sungai Martapura, Kota Banjarmasin. Tipe pondasi yang ditemukan, yaitu pondasi kayu gelondongan, bambu, drum air, baja, serta kombinasi. Penggunaan berbagai jenis tipe pondasi ini menunjukkan adanya adaptasi material dan teknologi sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan setempat.
Copyrights © 2025