Abstract As a country with the largest number of mosques in the world, Indonesians often encounter a variety of public appeals in mosques. These appeals are crafted with specific linguistic structures and pragmatic strategies to ensure compliance from mosque visitors. To understand the linguistic patterns and non-linguistic factors influencing their creation, this study examines the persuasive discourse of Indonesian-language public appeals in mosques in Yogyakarta and and surrounding areas using a qualitative method. The analysis is conducted through the identification of the discourse's linguistic structure, speech act strategies, and the socio-cultural factors influencing the creation of these appeals. The analysis shows that the linguistic structures of public appeals in mosques consist of three primary units, namely phrases, simple sentences, and compound sentences. These structures use direct, indirect, literal, and non-literal speech act strategies. These structures combined with various pragmatic strategies aim for concise, comprehensive, and effective message delivery. The sociopragmatic analysis identifies five main socio-cultural factors influencing text production: religiosity, environmental/ecological concerns, security, order and comfort, and government regulations. The prevalence of appeals related to order and comfort suggests that some mosque-goers may overlook aspects of orderliness and comfort during worship. Keywords: Persuasive discourse, public appeal, speech acts strategies, sociopragmatics   Abstrak Sebagai negara dengan jumlah masjid terbanyak di dunia, masyarakat Indonesia kerap menemukan ragam imbauan publik di masjid. Imbauan-imbauan tersebut dibuat dengan struktur lingual dan strategi pragmatik tertentu agar pesannya ditaati oleh pengunjung masjid. Untuk mengetahui pola-pola lingual dan faktor-faktor nonlingual yang memengaruhi pembuatannya, penelitian ini mengkaji wacana persuasif imbauan publik berbahasa Indonesia di masjid-masjid DI Yogyakarta dan sekitarnya. Menggunakan metode kualitatif, analisis dilakukan melalui identifikasi struktur lingual wacana, strategi tindak tutur, dan faktor-faktor sosial budaya yang memengaruhi pembuatan imbauan. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur lingual imbauan publik di masjid tersusun dari tiga satuan lingual yakni frasa, kalimat tunggal, dan kalimat majemuk. Struktur-struktur lingual tersebut menggunakan strategi pragmatik tindak tutur langsung, tidak langsung, literal, dan tidak literal. Kombinasi variasi struktur lingual dan strategi pragmatik yang digunakan dalam imbauan publik di masjid bertujuan agar pesannya tersampaikan secara ringkas, utuh, dan efektif. Berdasarkan telaah sosiopragmatik terhadap faktor-faktor sosial budaya dalam wacana, terdapat lima faktor utama yang memengaruhi produksi teks, yakni faktor religiositas, lingkungan/ekologis, keamanan, ketertiban, dan kenyamanan, serta peraturan pemerintah. Di antara kelima faktor tersebut, imbauan bermotif ketertiban dan kenyamanan merupakan yang paling banyak ditemukan. Hal ini mengindikasikan sebagian perilaku pengunjung masjid yang kurang memperhatikan aspek-aspek ketertiban dan kenyamanan dalam peribadatan di masjid. Kata-kata kunci: Wacana persuasi, imbauan publik, strategi tindak tutur, sosiopragmatik
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024