Artikel ini mengamati kondisi keterikatan karyawan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi. Juga menyoroti faktor-faktor yang memengaruhinya. Berdasarkan data dari berbagai sumber seperti Gallup dan Mercer, penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun skor keterikatan karyawan di Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata global, namun peningkatan yang signifikan terdeteksi dalam kategori yang dianggap not engaged. Data sekunder digunakan dalam penelitian deskriptif ini untuk menganalisis kondisi keterikatan karyawan serta beberapa faktor penting lainnya seperti budaya organisasi work-life balance dan perencanaan karir karyawan. Organisasi sebaiknya melakukan penyesuaian pendekatan untuk memenuhi kebutuhan karyawan multigenerasi, menjaga keseimbangan personal-pekerjaan, dan menunjukkan kepedulian pada kesehatan mental karyawan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keterikatan karyawan dan mendukung efektivitas organisasi.
Copyrights © 2025