Fatherless-ketiadaan ayah, merupakan sebuah fenomena ketidakhadiran sosok ayah yang berperan dalam pengasuhan anak, baik secara fisik maupun secara psikologis. Perempuan dewasa muda adalah ia yang berada pada rentang usia 20 - 30 tahun yang dalam perkembangan psikososialnya memiliki kecenderungan untuk membangun intimacy, khususnya dengan lawan jenis. Ketidakhadiran peran ayah dapat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan sosial dan emosional anak perempuan yang kemudian memengaruhi persepsi mereka terhadap hubungan romantis dengan lawan jenis saat dewasa, salah satunya pernikahan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan persepsi pernikahan pada perempuan dewasa muda sebagai implikasi dari fenomena fatherless. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam pada beberapa informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terkait pernikahan pada perempuan dewasa muda cenderung negatif sebagai akibat dari fenomena fatherless. Sebagian perempuan yang mengalami fatherless cenderung mengasosiasikan pernikahan dengan konflik, ketidakstabilan, dan ketidakharmonisan, yang akhirnya memengaruhi keputusan mereka untuk menunda pernikahan atau menghindarinya. Ketidakharmonisan dalam pernikahan orang tua informan mengakibatkan terciptanya pandangan yang sangat selektif dalam memilih pasangan, serta cenderung memilih untuk tidak menikah jika tidak menemukan pasangan yang dianggap sesuai dengan harapan. Fatherlessness is a phenomenon of the absence of a father figure who plays a role in raising children, both physically and psychologically. Young adult women are those who are in the age range of 20 - 30 years who, in their psychosocial development, tend to build intimacy, especially with the opposite sex. The absence of a father's role can have a significant effect on girls' social and emotional development, which then affects their perception of romantic relationships with the opposite sex as adults, one of which is marriage. This article aims to describe the perception of marriage in young adult women as an implication of the fatherless phenomenon. This research used a descriptive qualitative method with in-depth interviews with several informants. The study results show that the perception related to marriage in young adult women tends to be negative due to the fatherless phenomenon. Some women who experience fatherlessness tend to associate marriage with conflict, instability, and disharmony, which ultimately influences their decision to postpone marriage or avoid it. Disharmony in the marriage of informants' parents results in a very selective view in choosing a partner and tends to choose not to get married if they do not find a partner who is considered to be under expectations.
Copyrights © 2024