Latar Belakang: Asia menduduki peringkat pertama dalam kejadian stunting, dengan total 52% atau 76,6 juta anak di bawah lima tahun mengalami stunting. Salah satu faktor risiko stunting adalah riwayat penyakit infeksi. Tuberkulosis sebagai penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan di Asia Tenggara hingga saat ini, dengan jumlah kasus sebesar 46%. Tuberkulosis memiliki gejala penurunan berat badan, yang jika terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak segera ditangani dapat mempengaruhi status gizi bahkan berkembang menjadi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tuberkulosis terhadap kejadian stunting pada balita di Asia. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode Systematic Literature Review dengan pedoman PRISMA (Preferred Reporting Item for Systematic Review and Meta-Analysis) dengan menggunakan 3 database, yaitu Google Scholar, Pubmed, dan Mendeley. Penelitian ini berfokus pada artikel-artikel dari tahun 2019-2024 yang dapat diakses secara terbuka. Kriteria inklusi dari Systematic Literature Review ini adalah artikel yang membahas tentang tuberkulosis sebagai penyebab stunting pada anak di Asia. Hasil: Dari 18.168 artikel yang diidentifikasi, 181 artikel memenuhi kriteria inklusi, dan 9 artikel dianalisis secara mendalam, dan menemukan bahwa tuberkulosis secara signifikan dapat menurunkan nafsu makan, yang menyebabkan asupan nutrisi yang tidak memadai, malabsorpsi, dan peradangan sistemik, yang semuanya berkontribusi terhadap stunting. Kesimpulan: Anak-anak yang terpapar TBC lebih rentan mengalami stunting karena penurunan nafsu makan, peradangan sistemik, dan efek samping jangka panjang. Meskipun beberapa penelitian tidak menemukan hubungan yang signifikan, faktor-faktor seperti rendahnya prevalensi TBC dan cakupan imunisasi yang tinggi dapat mempengaruhi hasilnya.
Copyrights © 2025