Sampah di kota Bandung menjadi isu yang perlu diselesaikan bersama oleh sektor pemerintah, akademisi, hingga komunitas. Sebanyak 1.500 ton sampah dihasilkan setiap harinya di Kota Bandung atau 0,63 kg tiap orang per hari. Pandangan terhadap sampah perlu diubah dari 'permasalahan' menjadi 'potensi' melalui sistem pengelolaan sampah dari rumah yaitu dengan memisahkan sampah berdasarkan jenisnya agar sampah tidak tercampur dan memudahkan penanganan lebih lanjut melalui Bank sampah, sehingga sampah yang masuk ke TPA hanya tersisa residu saja. Tujuan penelitian menganalisis kebijakan pemerintah kota Bandung dan mengetahui Model Jejaring Kebijakan dalam upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan Antapani Kota Bandung Metode yang digunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan fenomenologi. Sumber data Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan , Pengelola Bank Sampah , tim peneliti. Data dikumpulkan dengan Wawancara, Observasi , dan Dokumentasi. Keabsahan dan kredibilitas data menggunakan teknik triangulasi sumber . Teknik analisis data berupa pengumpulan , reduksi , dan penyajian data , serta penarikan Kesimpulan Hasil analisis 1)standar dan sasaran kebijakan jelas 3) sikap para pelaksana baik respon maupun pemahaman belum cukup baik, 4)lingkungan ekonomi, sosial, politik belum optimal baik sumber anggaran, Sosialisasi . Faktor penghambat yaitu pimpinan kewilayahan, kurang kontrol, partisipasi warga Simpulan; Model Jejaring Kebijakan Laba-laba sangat sesuai dipakai dalam upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan Antapani Tengah kecamatan Antapani kota Bandung.
Copyrights © 2025