Limbah plastik, khususnya mikroplastik, telah menjadi masalah lingkungan yang serius dan mengancam keseimbangan ekosistem laut secara global. Sekitar 80% sampah laut berasal dari aktivitas daratan, terutama di kawasan pesisir yang padat aktivitas manusia dan pariwisata. Studi ini menyoroti pencemaran mikroplastik di zona intertidal Pantai Kebagu dan Pantai ODEC, Sabah, Malaysia, serta pesisir selatan Laut Kaspia, Iran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Kebagu memiliki kelimpahan plastik lebih tinggi (28,7 g) dibanding Pantai ODEC (13,4 g), didominasi oleh polypropylene (PP) dan polyethylene (PE). Di Laut Kaspia, mikroplastik terdeteksi dalam sedimen dengan konsentrasi 25-330 partikel per kilogram, yang didominasi serat plastik polistirena (PS) dan polietilena (PE). Mikroplastik ini berpotensi mengganggu kesehatan biota laut dan merusak rantai makanan karena sifatnya yang sulit terurai dan kemampuannya mengakumulasi Polutan Organik Persisten (POPs). Dengan meningkatnya aktivitas manusia dan polusi plastik, perlu adanya upaya deteksi yang lebih baik, seperti menggunakan teknik FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dan spektroskopi mikro-Raman, untuk memahami komposisi dan dampak mikroplastik terhadap ekosistem. Penelitian ini menekankan perlunya pengelolaan sampah yang lebih efektif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan laut.
Copyrights © 2024