cover
Contact Name
Ima Nurmalia Permatasari
Contact Email
ima.nurmalia@hangtuah.ac.id
Phone
+6285655855373
Journal Mail Official
jtropimar@hangtuah.ac.id
Editorial Address
Gedung F4 Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan - Jl. Arief Rahman Hakim No.150, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111.
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Riset Kelautan Tropis (J-Tropimar)
Published by Universitas Hang Tuah
ISSN : 26567091     EISSN : 26563150     DOI : https://doi.org/10.30649/jrkt.v3i2
Core Subject : Science,
1. Oseanografi Fisika 2. Oseanografi Geologi 3. Kimia Laut dan Biologi Laut 4. Ekologi dan Pencemaran Laut 5. Bioteknologi Kelautan 6. Penginderaan Jauh Kelautan 7. Sistem Informasi Geografik Kelautan 8. Hidrografi 9. Meteorologi Laut 10. Akustik Kelautan 11. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut.
Articles 65 Documents
PARAMETER HIDRO-OSEANOGRAFI UNTUK PENENTUAN LETAK PELABUHAN NIAGA DI PERAIRAN MANYAR KABUPATEN GRESIK Proto C. R.; Rahyono; Supriyatno Widagdo
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i1.20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter hidro-oseanografi dalam menentukan letak pelabuhan niaga di Perairan Manyar Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum pada pada musim barat Januari 2013 dan 2014 masing masing dengan tinggi 2,10 m dan 1,94 m. Pada musim timur,  tinggi gelombang maksimum sebesar 1,1 m dan 3,1 m terjadi pada Juli 2013 dan Juli 2014. Kondisi arus dominan menuju timur dengan kecepatan maksimum 286 cm/s. Pasang surut memiliki nilai HHWL, MSL dan LLWL masing – masing 155 cm, 105 cm dan 38 cm dengan nilai formzhal 2,11 menjelaskan pasang surut campuran tunggal dengan pasang surut harian tunggal pada satu hari, namun hari tertentu terdapat dua kali pasang dan dua kali surut. Kedalaman minimum pada pelabuhan agar kapal yang memiliki bobot mati 150.000 DWT dapat bersandar pada kedalaman 20,2 m sehingga rencana pelabuhan niaga dapat dipastikan menggunakan tipe jetty yang tegak lurus terhadap gelombang dan arus.
KARAKTERISTIK TINGGI GELOMBANG UNTUK PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN JANGKAR SITUBONDO, JAWA TIMUR Rizki Lindra Pratama; Supriyatno Widagdo; Rahyono
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i1.19

Abstract

Pada perairan Pelabuhan Jangkar Situbondo, hingga saat ini hanya ada satu bangunan pantai berupa dermaga atau tempat sandar kapal ferry untuk bongkar muat barang, manusia dan lain-lain yang dibangun sejak tahun 1986 dan hanya dilakukan rekonstruksi pada tahun 1998. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian berupa analisis karakteristik gelombang di perairan tersebut untuk perencanaan bangunan pantai agar keberlangsungan kegiatan bongkar muat di pelabuhan tetap terlindung dari gelombang yang tinggi dan aman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik tinggi gelombang dan pilihan tata letak breakwater yang optimal dalam melindungi perairan Pelabuhan Jangkar. Metode yang digunakan yaitu pemodelan numerik. Data yang digunakan untuk running model yaitu data gelombang hasil peramalan dari data angin. Tinggi gelombang berdasarkan hasil running yaitu, pada kondisi layout eksisting ketinggian gelombang pada daerah alur menuju pelabuhan masih cukup tinggi yaitu 1,41 hingga 1,61 meter. Ketinggian gelombang tersebut dapat direduksi menjadi sebesar 1,21 hingga 1,61 meter untuk daerah alur menuju pelabuhan dan 0,20 hingga 0,47 meter di daerah pelabuhan.
STATUS KEBERLANJUTAN USAHA GARAM INDUSTRI DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN PANGKEP Mustakim; M. Kasnir; Abdul Rauf
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i1.17

Abstract

Kabupaten Pangkep mempunyai potensi untuk kegiatan usaha tambak garam industri. Usaha garam industri di daerah ini sudah lama dilakukan oleh masyarakat, namun untuk usaha garam industri baru saat ini akan dikembangkan. Permasalahan yang dihadap saat ini adalah masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal, mutu garam yang rendah, harga jual rendah serta daya serap pasar kurang, oleh karena itu perlu kajian untuk melihat status keberlajutan usaha garam industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan usaha garam industri di wilayah pesisir Kabupaten Pangkep. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis status keberlanjutan dengan pendekatan “sustainability index of salt” hasil modifikasi dari program analisis Rapfish. untuk mengetahui status keberlanjutan usaha garam industri. Berdasarkan hasil analisis status keberlanjutan dengan pendekatan indeks keberlanjutan menunjukkan bahwa nilai dimensi ekologi  (56,96) dan dimensi  ekonomi (62,92) masing-masing cukup berkelajutan serta dimensi kelembagaan (40,72) masuk dalam kategori kurang berkelanjutan, sedangkan nilai dimensi sosial (84,93) masuk kategori berkelanjutan.
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS (EPIFAUNA) PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BEDUKANG KECAMATAN RIAU SILIP KABUPATEN BANGKA Nursyah Putra; Wahyu Adi; Muh Yusuf
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i1.15

Abstract

Benthos adalah salah satu organisme dasar yang biasa ditemukan di daerah terumbu karang. Aktivitas nelayan yang mengelilingi terumbu karang akan berdampak pada tutupan karang juga organisme benthos, yang dapat dilihat dari variabel struktur komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi makrozoobentos (Epifauna) di ekosistem terumbu karang, untuk menganalisis persentase bentuk kehidupan karang dan untuk memeriksa kemungkinan pemanfaatannya. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2018 di perairan Bedukang, Riau Silip, Kabupaten Bangka. Metode Belt Transect digunakan untuk pengambilan data makrozoobenthos (Epifauna) dan Line Intercept Transect untuk pengambilan data terumbu karang. Hasil penelitian ini adalah kerapatan makrozoobentos (Epifauna) 3,663 ind / ha di perairan Bedukang. Kepadatan makrozoobentos (Epifauna) paling tinggi adalah Drupella sp. (Kelas Mollusca) adalah 1.575. Nilai keanekaragaman tertinggi di stasiun 4 adalah 2.026 ind / ha, nilai keseragaman tertinggi di stasiun 1 adalah 2.466, dan nilai dominansi tertinggi di stasiun 3 adalah 0.406. Persentase terumbu karang di perairan Bedukang baik dan sedang, persentase tertinggi di stasiun 2 adalah 54,23% dan persentase terendah di stasiun 3 adalah 43,01%. Makrozoobenthos (Epifauna) ditemukan paling banyak digunakan untuk makanan dan paling sedikit digunakan untuk kosmetik.
KAITAN FASE IOD DENGAN FAKTOR MET-OCEAN DI PERAIRAN BARAT DAN SELATAN SUMATERA Ananda Rizki Taruna; Supriyatno Widagdo; Eko Prasetyo
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i1.42-53

Abstract

Tujuan kajian ini adalah untuk identifikasi fase Indian Ocean Dipole (IOD), yang dipakai untuk mengetahui keterkaitan interaksi antara faktor meteorologi dan oseanografi. Identifikasi menggunakan korelasi Pearson, sedangkan analisis spasial menggunakan Inverse Distance Weight (IDW). Kajian dilakukan di Perairan Barat dan Selatan Sumatera. Fase IOD tahun 2015 dan 2010 terjadi 2 kali fase. Fase IOD negatif (-) normal tahun 2015 selama 2 periode yakni Februari-Maret, IOD positif (+) selama 10 periode dan IOD positif lemah terjadi selama 6 periode mulai Juni hingga November. Tahun 2010 kejadian IOD positif selama 10 periode, fase normal 8 periode dan fase lemah selama 2 periode (Maret-April). Konfigurasi tahun 2015 saat IOD negatif normal berkorelasi sangat sempurna terhadap seluruh parameter pada Musim Barat, koefisien seluruh parameter yakni direntang 0,8≤r≤1. Interaksi saat IOD fase positif lemah yakni berkorelasi sangat kuat terhadap curah hujan, berkorelasi baik terhadap kecepatan angin yang meningkat dan cukup baik terhadap penurunan SST selama Musim Timur. Periode tahun 2010 kejadian IOD positif lemah terjadi di Musim Peralihan, sifat hubungan terhadap curah hujan Nias-Padang sangat kuat sedangkan hubungan korelasi terhadap lainya sangat buruk. Fase IOD negatif terjadi selama Musim Peralihan 2, hubungan korelasi terhadap seluruh parameter tidak dapat dijadikan acuan karena hanya terdapat 2 variansi data bulanan. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik fase IOD tahun 2015 lebih terlihat jelas mengakibatkan perubahan faktor met-ocean.
PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN LAUT SELAT BALI BERDASARKAN PARAMETER ANGIN DAN CUACA Fajar Setiawan; Viv Djanat Prasita; Supriyatno Widagdo
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.25

Abstract

Selat Bali sebagai penghubung Pulau Jawa-Bali semakin berkembang seiring peningkatan ekonomi dan wisata kedua pulau tersebut. Penelitian terhadap dinamika kondisi atmosfir kaitannya terhadap pergerakan arus laut di Selat Bali bagian Utara dengan memanfaatkan data arus permukaan laut yang dipisahkan menjadi komponen harmonik dan non-harmonik, citra satelit awan, curah hujan serta kondisi angin permukaan dan lapisan atas diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait perubahan kondisi arus permukaan mengacu pada perubahan kondisi fisis atmosfir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus permukaan Selat Bali didominasi oleh arus harmonik pada arah meridional (Utara- Selatan) dengan nilai perbandingan rata-rata kecepatan terhadap arus non-harmonik (residu) sebesar 2.655. Angin lokal yang berhembus tidak berdampak langsung terhadap pergerakan arus akibat luas Selat Bali yang sempit sehingga stress angin yang ditimbulkan tidak cukup kuat untuk membangkitkan arus residu permukaan. Tendensi arah angin monsun dari Barat- Barat Laut pada puncak musim hujan juga memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap arus residu permukaan yang ditimbulkan. Angin maksimum serta faktor cuaca lain berupa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir juga tidak berdampak langsung terhadap pergerakan arus residu di Selat Bali bagian Utara.
KARAKTERISTIK PASANG SURUT, CURAH HUJAN DAN PENGUAPAN TERHADAP KEJADIAN BANJIR ROB DI PESISIR SURABAYA UTARA M. Arif Wiyono; Rahyono
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.28

Abstract

Kenaikan pasang yang tinggi menjadi sumber utama penyebab meluapnya air laut atau banjir rob. Tinggi pasang surut air laut sangat dipengaruhi oleh faktor astronomis. Permodelan dapat memperoleh informasi spasial banjir rob berdasarkan hasil analisis tinggi HHWL pasang surut dengan memperhatikan faktor meteorologi berupa curah hujan dan penguapan. Pembuatan peta luas genangan banjir rob dengan menggunakan data selama satu dasawarsa dari 2008 – 2017 dan Januari 2018. Pasang surut satu dasawarsa di pesisir utara kota Surabaya merupakan tipe campuran condong harian ganda dengan nilai f 1,18. Elevasi HHWL mencapai 402,82 cm; curah hujan 357,7 mm dan penguapan 268,4 mm selama sedasawarsa. Januari 2018 elevasi HHWL mencapai 230 cm; 280,7 mm dan 119,9 mm penguapan. Elevasi darat di pesisir utara kota Surabaya yang paling rendah berada di Kenjeran dengan rerata antara 1,65 – 2,2 m.
PEMANFAATAN LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK PEMBUATAN MAGNESIUM KLORIDA (MgCl2) Giman; Mahmiah
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.31

Abstract

Pembuatan garam NaCl dari air laut dengan metode penambahan ion sejenis menghasilkan garam dengan kemurnian tinggi, dan mempunyai hasil samping berupa air tawar dan bittern. Bittern dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik dalam bidang industri maupun kesehatan, salah satunya adalah sebagai sumber mineral magnesium. Magnesium yang diisolasi dari bahan dasar bittern dengan penambahan natrium hidroksida menghasilkan magnesium hidroksida, kemudian dirubah menjadi magnesium klorida dengan menambahkan asam klorida. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi mineral magnesium dari bahan dasar bittern. Hasil yang diperoleh berupa kristal MgCl2 yang berwarna putih bersifat higroskopis dengan kadar 65,5%.
PARAMETER OSEANOGRAFI UNTUK KESESUAIAN WISATA SNORKELING DI PULAU GILI DAN PULAU NOKO, KEPULAUAN BAWEAN Muhammad Abdul Zain; Viv Djanat Prasita; Nirmalasari I. Wijaya
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.29

Abstract

Pulau Gili dan Pulau Noko adalah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik. Perairan Pulau Gili dan Pulau Noko mempunyai potensi terumbu karang yang bagus untuk wisata snorkeling. Potensi tersebut belum dikelola dan dikembangkan secara optimal. Hal ini disebabkan karena kurang perhatian pemerintah. Dalam upaya kelola dan pengembangan dengan mempertahankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, diperlukan pengetahuan yang baik tentang sumber daya alam, kondisi lingkungan, keadaan sosial ekonomi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis parameter oseanografi dan menentukan lokasi yang sesuai untuk wisata snorkeling. metode penelitian menggabungkan Citra Landsat 8 dengan parameter oseanografi dan untuk menentukan kesesuaian menggunakan perhitungan IKW. Penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi yang sesuai untuk wisata snorkeling di Kawasan Pulau Gili dan Pulau Noko adalah stasiun 2,3, dan 4 dengan Indeks Kesesuaian Wisata 68,42% dengan luas area 8,525ha; 77,63% dengan luas area 5,357ha; dan 69,74% dengan luas area 30,15ha , sedangkan berkategori kurang sesuai terdapat pada stasiun 1 dengan nilai IKW 36,84%  dan luas area 37,941ha.
KARAKTER SIKLON TROPIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGGI GELOMBANG DI PERAIRAN PESISIR SELATAN JAWA Ovia Mahsunah; Supriyatno Widagdo; Rudi Siap Bintoro
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.30

Abstract

Siklon tropik yang terbentuk di wilayah Samudera Hindia menyebabkan Indonesia yang secara geografis berbatasan dengan daerah pembentukan dan lintasannya rawan terkena dampak dari siklon tropik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakter siklon tropik dan pengaruhnya terhadap tinggi gelombang di perairan pesisir Selatan Jawa. Data siklon diolah menggunakan ArcGIS untuk mengetahui karakter siklon. Data angin dan gelombang diolah menggunakan excel dan WR-Plot kemudian dianalisis untuk mengetahui perubahannya dari siklon tropik yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan siklon tropik bertahan selama 3-9 hari dengan arah pergerakan berlawanan arah jarum jam dan cenderung bergerak ke Selatan Jawa. Kondisi gelombang saat Bakung lebih rendah dari pada saat siklon lainnya yaitu mencapai kurang lebih 2 m dengan terbentuknya siklon Bakung di Barat Daya Sumatera dan arah pergerakan siklon Bakung menjauhi Indonesia. Siklon Cempaka terbentuk di perairan Selatan Jawa dengan arah pergerakan sekitar Selatan Jawa di atas koordinat -8 LS dan 109 BT dan mempengaruhi perubahan tinggi gelombang di perairan pesisir Selatan Jawa mencapai kisaran 2-3 m. Perubahan tinggi gelombang di perairan pesisir Selatan Jawa mencapai kisaran 3-5 m saat terbentuknya siklon Dahlia di Selatan Bengkulu dengan arah pergerakan menuju perairan Selatan Jawa. Hal ini dikarenakan energi siklon Dahlia yang besar menyebabkan perubahan gelombang lebih tinggi dari siklon lainnya. Gelombang yang terbentuk di pusat siklon tropic menempuh waktu 1-4 hari untuk mencapai pesisir Selatan Jawa. Semakin jauh jarak yang ditempuh gelombang, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan gelombang untuk sampai ke pesisir.