Air tanah di Kelurahan Kota Bambu Selatan mengandung kekeruhan dan TDS yang tinggi, sehingga harus diolah terlebih dahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil dan biaya pengolahan air tanah menggunakan biokoagulan biji pepaya dan koagulan PAC untuk menyisihkan parameter kekeruhan dan TDS. Metode yang digunakan adalah koagulasi dengan variasi G.td koagulasi 17.000, 34.000, 48.000, dan 96.000; flokulasi G.td 28.000; variasi dosis biokoagulan 100-500 mg/L; dan variasi dosis PAC 5-25 mg/L. Hasil dari pengolahan menggunakan biokoagulan biji pepaya telah menyisihkan kekeruhan dan TDS sebesar 96,54% dan 44,86%, sedangkan hasil dari PAC telah menyisihkan kekeruhan dan TDS sebesar 75,93% dan 17,57%. Penggunaan biokoagulan biji pepaya membutuhkan biaya sebesar Rp 254,26/liter dan penggunaan koagulan PAC membutuhkan biaya sebesar Rp 350,18/liter. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penyisihan kekeruhan dan TDS pada air tanah dengan menggunakan biokoagulan biji pepaya lebih baik dibandingkan dengan menggunakan koagulan PAC dan juga penggunaan biokoagulan biji pepaya memiliki biaya yang lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan koagulan PAC.
Copyrights © 2024