Pemanfaatan bijih limonit sangat mendesak untuk dilakukan karena ketersediaan bijih berkadar tinggi yang semakin berkurang. Bijih limonit lebih cocok diolah secara hidrometalurgi, seperti pelindian pada tekanan atmosfer. Proses pemanasan bijih dapat meningkatkan porositas mineral, sehingga logam lebih mudah diekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemanasan terhadap tingkat pelindian nikel dan kobalt dari bijih limonit menggunakan asam sulfat. Pemangangan bijih dilakukan pada suhu antara100°C hingga 600°C dengan interval 100oC, kemudian dilakukan pelindian menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi 2 M, suhu pelindian 80°C, persen padatan 10%, dan kecepatan pengadukan 400 rpm selama 1 jam. Karakterisasi sampel menggunakan analisis mikroskopis, X-Ray Diffraction, X-Ray Fluorescence, dan Atomic Absorption Spectrophotometry. Hasil analisis mineralogi menunjukkan bahwa sampel tersusun dari quartz (SiO2), talc (Mg3Si4O12(OH)2), goethite (FeOOH), lizardite (Mg3Si4O9(OH)4), montmorillonite (CaAl2Si4O12), dan gibbsite (Al(OH)3). Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa sampel mengandung SiO2 (42,17%), Ni (1,67%), Co (0,06%), Fe (18,84%), MgO (4,48%), dan Al2O3 (3,83%). Setelah pemanggangan bijih dengan suhu 500oC beberapa mineral bertransformasi menjadi fasa mineral lain, yaitu goethite menjadi hematite-proto dan talc menjadi spinel. Masing-masing tingkat pelindian nikel dan kobalt maksimum terjadi pada suhu pemanggangan 600oC dan 500oC sebesar 54,07% dan 15,90%. Oleh karena itu, pemanasan bijih memiliki pengaruh terhadap tingkat pelindian nikel dan kobalt karena dapat mengubah struktur utama mineral yang tidak berharga dan kristal goethite menjadi hematite, sehingga interaksi lebih cepat antara larutan pelindian dengan logam nikel dan kobalt selama proses pelindian. Kata kunci: Nikel, Kobalt, Pemanggangan Bijih, Hidrometalugi, Asam Sulfat
Copyrights © 2024