<![CDATA[Pelaku industri konstruksi saat ini dituntut untuk menerapkan Building Information Modelling (BIM) dalam setiap tahapan proyek. Di Indonesia, penerapan BIM diatur dalam Pasal 13 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018, yang mewajibkan penggunaan BIM pada bangunan gedung negara dengan kriteria tertentu. Tugas akhir ini dilatarbelakangi oleh tingginya potensi kesalahan dalam perhitungan Quantity Take Off (QTO) menggunakan metode konvensional pada pekerjaan struktur gedung. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menerapkan konsep BIM 3D untuk pemodelan bangunan, 4D untuk simulasi scheduling proyek, dan 5D untuk perhitungan QTO. Pemodelan dan analisis QTO pada penelitian ini dilakukan dengan software Autodesk Revit 2022 dan untuk simulasi scheduling proyek menggunakan software Autodesk Naviswork 2022. Studi kasus tugas akhir ini adalah Proyek Jasa Konstruksi Lanjutan Tahap II Gedung Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, yang terdiri dari 4 lantai ditambah atap dak dengan luas bangunan sekitar 6.853 m², dan struktur berjenis beton bertulang. Hasil analisis QTO terhadap pekerjaan beton menunjukkan volume yang dihitung menggunakan konesp BIM lebih kecil 8,2% dibandingkan metode konvensional, dan pekerjaan penulangan menunjukkan volume yang dihitung menggunakan konesp BIM lebih besar 6,3%, dibandingkan metode konvensional. Hasil penerapan konsep BIM 4D pada simulasi scheduling menunjukkan durasi pekerjaan 183 hari kerja.]]>
Copyrights © 2025
