Siklus menstruasi menjadi indikator klinis fungsi reproduksi pada wanita. Panjang siklus menstruasi telah dikenal sebagai prediktor kesehatan, seperti risiko kanker payudara dan faktor risiko kardiovaskular, ketidakteraturan menstruasi adalah masalah yang paling umum dialami oleh remaha berusia 15 hingga 19 tahun. Jika masalah ini tidak ditangani segera, hal ini akan berdampak pada kesehatan reproduksi remaja tersebut saat tumbuh menjadi wanita usia subur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Pola Menstruasi. Penelitian dilakukan di Universitas Banten Jaya, dengan desai penelitian Cross- Sectional. Jumlah sampel yang diambil adalah 159 orang dengan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Teknik analaisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Uji Chi Square. Analisis regresi berganda digunakan untuk mnegetahui interaksi variabel confounding pada Indeks Massa Tubuh. Hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden memiliki pola menstruasi tidak normal (95,6%) dengan IMT tidak beresiko (62,9%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa mayoritas IMT beresiko mengalami menstruasi tidak normal (91,5%) dengan nilai p-value sebesar 0,102 dimana hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan IMT dengan pola menstruasi pada mahasiswi di Universitas Banten Jaya (pv =0,102 > 0,05). Analsis regresi berganda menunjukkan bahwa Interaksi confounding tidak ditemukan pada penelitian ini, artinya variabel Usia, Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan tidak menajadi variabel perancu dari hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan pola menstruasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025