Latar Belakang: Pes anserinus syndrome adalah peradangan pada bursa yang dapat menyebabkan sakit atau nyeri di bawah bagian dalam (medial) sisi lutut. Tujuan: Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi fisioterapi menggunakan Ultrasound (US) dan Strengthening exercise pada laki-laki umur 28 tahun dengan diagnosa pes anserinus syndrome knee dextra yang dilakukan sebanyak 6 kali selama 3 minggu. Metode: Pengumpulan data dilakukan dengan evaluasi nyeri menggunakan Visual Analoque Scale (VAS), luas gerak sendi (LGS) dengan Goniometer, kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT), serta aktivitas fungsional dengan Western Ontario dan Universitas McMaster (WOMAC). Hasil: Tedapat Penurunan nyeri gerak dari VAS 5,3 menjadi VAS 3, nyeri tekan dari VAS 4,5 menjadi VAS 3, terdapat peningkatan luas gerak sendi pada gerakan fleksi dari nilai LGS (S): 0°-0°-125° menjadi (S): 0°-0°-130°, terdapat peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor dari nilai 4 menjadi nilai 5, serta terdapat peningkatan aktivitas fungsional yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai skor WOMAC dari 27 menjadi 20. Kesimpulan: Intervensi fisioterapi Ultrasound (US) therapy dan strengthening exercise dapat menurunkan nyeri gerak dan tekan, meningkatkan luas gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan aktivitas fungsional knee joint dextra akibat pes anserinus syndrome dextra.
Copyrights © 2024