Hati menjadi tempat deposit dan berkembangnya telur Schistosoma japonicum (S.japonicum). Infeksi tersebut dapat memicu kerusakan hati yang diidentifikasimelalui pemeriksaan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serumglutamic pyruvic transaminase (SGPT). Biji pinang secara empiris memilikikemampuan mengobati infeksi S. japonicum. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui efek sediaan nanopartikel ekstrak etanol biji pinang terhadap kadarSGOT dan SGPT pada model tikus terinfeksi S. japonicum. Pada penelitianmenggunakan 27 ekor tikus wistar jantan berusia 8 minggu dengan berat badan250-300 gram. Tikus dibuat menjadi model terinfeksi schistosoma dengan induksiserkaria. Tikus dibagi menjadi 9 kelompok; kontrol sehat (K1), kontrol negatif(K2), kontrol positif (K3), terapi ekstrak etanol biji pinang dosis 30 mg/kgBB(K4), terapi ekstrak etanol biji pinang dosis 60 mg/kgBB (K5), terapi ekstraketanol biji pinang dosis 120 mg/kgBB (K6),terapi sediaan nanopartikel ekstrak bijipinang dosis 30 mg/kgBB (K7), terapi sediaan nanopartikel ekstrak biji pinangdosis 60 mg/kgBB (K8), terapi sediaan nanopartikel ekstrak biji pinang dosis 120mg/kgBB (K9). Uji statistik menggunakan Saphiro wilk. Hasil penelitiandidapatkan sediaan nanopartiel ekstrak etanol biji pinang dosis 30, 60 dan 120mg/kgBB mampu memperbaiki rerata kadar SGPT dan SGOT pada tikus terinfeksiS. japonicum setelah 3 hari terapi.
Copyrights © 2022