Rencana pembangunan Bendungan Pelosika terletak di sungai Konaweha, Puriosu Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan Pelosika dengan tampungan yang mencapai 800 juta m3 merupakan sarana prasarana pengairan yang beresiko sangat tinggi, sebelum ditindaklanjuti ke dalam tahapan pelaksanaan konstruksi, terlebih dahulu hasil desain yang telah dilakukan harus mendapatkan persetujuan d perlu dilakukannya Analisis Manajemen Risiko. Metode Pengumpulan data sekunder merupakan metode mengumpulkan data dari dokumen-dokumen rencana, peraturan perundangan serta data terkait dengan kegiatan Pembangunan Bendungan Pelosika. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan pendekatan grounded . Metode Pengumpulan Data Primer, dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur, observasi lapangan, penyebaran kuesioner dan arsip Perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan menunjukan skala prioritas terkait mitigasi risiko, dimana ada beberapa komponen yang menjadi risiko tinggi yaitu terkait pembebasan lahan dan lahan pekerjaan pada saat rencana pembangunan, lahan pekerjaan dalam dampak setelah pembangunan. Hasil mitigasi resiko bahwa isu pembebasan lahan merupakan isu krusial, perlu ada pemutakhiran terkait dokumen pengadaan tanah sesuai dengan kebutuhan pembangunan Bendungan Pelosika dan penyesuaian harga. Dokumen dibuat mengacu pada peraturan terbaru mengenai DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah). Serta melibatkan warga terkena dampak pada proses pembangunan Bendungan Pelosika sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024