Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik kuantitatif Domba Garut dalam sistem pemeliharaan yang berbeda berdasarkan usia dan jenis kelamin. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data empiris karakteristik kuantitatif domba Garut yang dipelihara secara intensif dan semi intensif. Sampel penelitian ditentukan dalam dua tahap sampling yaitu berdasarkan sistem pemeliharaan (intensif dan semi intensif) dan umur domba (lepas sapih atau 3-4 bulan, domba muda berumur 8 bulan, dan domba dewasa umur >12 bulan). Umur domba ditentukan berdasarkan kondisi gigi permanen, dan setiap unit yang diamati berlokasi di wilayah Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Variabel yang diamati meliputi tinggi bahu, panjang tubuh, lingkar dada, lebar dada, tinggi pinggul, dan berat badan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa domba Garut betina yang dipelihara secara intensif pada setiap fase usia memiliki sifat kuantitatif yang lebih baik, dan beberapa variabel menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan semi intensif. Berbeda dengan domba Garut jantan, pada fase usia penyapihan, sifat kuantitatif cenderung lebih tinggi pada domba yang dipelihara secara semi intensif, bahkan variabel panjang tubuh dan tinggi pinggul secara signifikan lebih tinggi (p<0,05) daripada yang dipelihara secara intensif. Namun, pada usia 8 dan >12 bulan, Karakteristik kuantitatif keseluruhan domba jantan Garut yang dipelihara secara intensif cenderung lebih baik daripada sistem pemeliharaan semi-intensif. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik kuantitatif domba Garut dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, dan sistem pemeliharaan intensif cenderung memiliki karakteristik kuantitatif yang lebih baik daripada sistem pemeliharaan semi intensif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025