Pasien end-stage renal disease (ESRD) sering mengalami anemia akibat penurunan fungsi ginjal, sehingga produksi hormon eritropoietin (EPO) menjadi berkurang. Jenis anemia pada pasien ESRD ditentukan berdasarkan saturasi transferin, ferritin serum, serum iron dan total iron-binding capacity (TIBC). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa pemberian eritropoietin pada pasien ESRD berdasarkan nilai saturasi transferrin dan ferritin serum serta jenis anemia dan nilai hemoglobin (Hb) yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah pasien ESRD yang rutin melakukan hemodialisis dan diberikan terapi EPO di RSUD Dr. Pirngadi, Kota Medan periode Januari hingga Desember 2022, yaitu sebanyak 84 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif menggunakan rekam medik sesuai dengan kriteria inklusi (kadar Hb, serum iron, TIBC, ferritin serum, saturasi transferrin). Hasil diperoleh anemia yang paling banyak diderita pada pasien ESRD adalah anemia defisiensi absolut sebesar 1,7 kali dari jumlah anemia defisiensi fungsional dan besi cukup dengan nilai Hb rata-rata 7,73 g/dL. Nilai rata- rata saturasi transferrin dan ferritin serum pada pasien ESRD dengan anemia defisiensi absolut, fungsional dan besi cukup secara berturut, yaitu 16,07 % dan 89,51 ng/mL; 13,26 % dan 390,76 ng/mL; 30,65 % dan 394,33 ng/mL. Target nilai Hb hanya dicapai pada pasien ESRD yang mengalami anemia defisiensi fungsional (20%) dan besi cukup (100%) sedangkan pada penderita anemia defisiensi besi absolut, target Hb tidak pernah tercapai meskipun terapi eritropoietin sudah diberikan. Terapi pemberian EPO belum optimal dalam mencapai nilai hemoglobin yang diinginkan pada pasien ESRD.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025