Pada era 4.0, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi individu serta penekanan pada pembelajaran yang berfokus pada siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan seperti Problem Based Learning (PBL). Model ini sejalan dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti adanya kegiatan gotong royong dan bernalar kritis. Salah satu mata Pelajaran jenjang SD adalah Bahasa Indonesia. Meskipun Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada materi inti, pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas nasional tetap harus diperhatikan. SD Negeri Karanganyar Gunung 02 di Semarang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, namun penelitian mengenai penerapan Problem Based Learning (PBL) di sekolah ini masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih mendalam mengenai implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V ditinjau dari elemen gotong royong dan bernalar kritis. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2024/ 2025 pada tanggal 4 November 2024 hingga 7 November 2024, dengan lokasi penelitian di SD Negeri Karanganyar Gunung 02. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) yang mengaplikasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif diterapkan melalui wawancara dan observasi, sedangkan metode kuantitatif dilaksanakan dengan pretest dan posttest. Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh positif terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pencapaian elemen gotong royong dan bernalar kritis. Hasil observasi menunjukkan peningkatan kolaborasi dan kemampuan berpikir kritis siswa. Data kuantitatif menunjukkan nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi (83,33) dibandingkan kelas kontrol (75,00), meskipun nilai NGain score menunjukkan kategori kurang efektif. Secara keseluruhan, Problem Based Learning (PBL meningkatkan pencapaian gotong royong dan berfikir kritis siswa.
Copyrights © 2025