Industri pertahanan memiliki peran strategis dalam mendukung kemandirian ekonomi dan keamanan nasional Indonesia. Perusahaan seperti PT Pindad, PT Dahana, dan PT INTI menjadi aktor utama dalam penyediaan alutsista, bahan peledak, dan teknologi komunikasi strategis. Namun, tantangan finansial dan operasional masih menghambat kontribusi mereka terhadap kemandirian ekonomi pertahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan ketiga perusahaan tersebut pada periode 2019–2023 dengan fokus pada analisis evaluasi kinerja keuangan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif berdasarkan data keuangan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Pindad dan PT Dahana mengalami peningkatan signifikan dalam laba bersih pada 2023, masing-masing sebesar Rp 120,77 miliar dan Rp 458,46 miliar, setelah menghadapi fluktuasi selama periode penelitian. Sebaliknya, PT INTI terus mencatat kerugian dari 2019 hingga 2023, dengan kerugian terbesar mencapai Rp 434,77 miliar pada 2019. Temuan ini mengindikasikan adanya perbedaan signifikan dalam kemampuan perusahaan untuk mengatasi tantangan keuangan. Implikasi penelitian ini menyoroti pentingnya penguatan strategi manajerial, efisiensi operasional, dan dukungan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kontribusi sektor industri pertahanan terhadap kemandirian ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Copyrights © 2025