Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhui emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang, Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Peran diabetes dalam degenerasi saraf telah dikonfirmasi oleh teknik pencitraan dan studi neuropatologis. Paparan gula darah tinggi secara kronis dapat memperburuk fungsi kognitif. Masalah kesehatan mengganggu fungsi fisiologis seseorang yang mengakibatkan penurunan kognitif disebabkan faktor usia, jenis kelamin, depresi, kecemasan, dan diabetes melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan kadar gula darah dengan tingkat kognitif pada lansia yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif yang menggunakan metode analitik korelasi. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang rawat inap Rst Dr.Reksodiwiryo padang pada bulan november 2024. populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia yang mengalami Diabetes Mellitus Tipe II sebanyak 67 kasus. Cara menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin didapatkan 41 Responden. Tehnik sampling penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi. Analisis penelitian berdasarkan analisa univariat dan analisa bivariat korelasi uji rank spearman. Hasil penelitian ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres (p- value = 0,004) dan kadar gula darah (p-value = 0,007) dengan tingkat kognitif pada lansia yang menderita diabetes mellitus tipe 2 di Ruang rawat inap Rst Dr.Reksodiwiryo padang Tahun 2024. Diharapkan bagi instansi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan akses pelayanan lansia untuk meningkatkan wawasan dan mencari informasi tentang pengaruh tingkat stres dan kadar gula darah dengan tingkat kognitif yang terjadi pada lansia yang menderita diabetes mellitus.
Copyrights © 2024