Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pendekatan promotif dan preventif, namun keaktifan pasien dalam program ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengetahuan, sikap individu, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada 65 responden peserta Prolanis, di mana data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji bivariat. Mayoritas responden adalah perempuan (76,9%) dengan tingkat pendidikan rendah (78,5%), serta memiliki pengetahuan rendah (78,5%), sikap positif (80%), dukungan keluarga (78,5%), dan dukungan petugas kesehatan (84,6%). Keaktifan pasien dalam Prolanis mencapai 89,2%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dengan keaktifan pasien (pvalue 0,142). Sebaliknya, sikap individu (pvalue 0,009), dukungan keluarga (pvalue 0,001), dan dukungan petugas kesehatan (pvalue 0,001) menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap keaktifan pasien dalam Prolanis. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa dukungan keluarga dan petugas kesehatan merupakan faktor utama dalam meningkatkan keaktifan pasien dalam Prolanis. Oleh karena itu, intervensi yang berfokus pada peningkatan dukungan sosial dan penguatan sikap positif pasien sangat diperlukan guna meningkatkan partisipasi dan efektivitas program ini.
Copyrights © 2025