Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dan termasuk wilayah terbesar kelima di Indonesia. Pada tahun 2020, Makassar mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi, yaitu 175 kasus. Pengendalian vektor penyakit ini masih mengandalkan metode kimiawi sebagai strategi utama, terutama dalam menekan populasi nyamuk Aedes aegypti. Salah satu alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan adalah pemanfaatan insektisida alami berbasis ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis). Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga Kelurahan Banta-Bantaeng dalam upaya pencegahan penyebaran DBD melalui aplikasi ekstrak daun teh hijau sebagai insektisida alami. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan mengenai penyakit DBD dan pemanfaatan insektisida alami, serta demonstrasi langsung tentang cara aplikasi ekstrak daun teh hijau. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebanyak 23 peserta (88,46%) memahami tujuan, efektivitas, dan prosedur aplikasi ekstrak daun teh hijau dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, sebanyak 8 peserta (30,76%) aktif memberikan pertanyaan pada sesi diskusi, sedangkan 16 peserta (61,53%) mampu mendemonstrasikan aplikasi ekstrak daun teh hijau secara mandiri. Oleh karena itu, disarankan agar masyarakat rutin menggunakan produk berbasis ekstrak teh hijau sebagai salah satu metode pencegahan DBD.
Copyrights © 2025