Semakin tua usia seseorang maka semakin tinggi kemungkinan mengalami kesulitan berjalan. Latihan fisik teratur diketahui dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan tersebut. BPSTW Yogyakarta Unit Abiyoso telah menyelenggarakan latihan fisik berupa senam setiap hari namun belum diikuti secara rutin oleh seluruh lansia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi latihan fisik terhadap kemampuan berjalan lansia serta perbedaan pengaruh latihan fisik terhadap kemampuan berjalan lansia dengan gangguan kognitif dan tidak. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di BPSTW Yogyakarta Unit Abiyoso pada 2019. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 54 lansia. Instrumen penelitian berupa daftar hadir latihan fisik, MMSE, dan TUGT yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan secara univariat serta bivariat menggunakan uji Somer’s d dan Chi-Square. Sebagian besar responden memiliki frekuensi latihan fisik rutin (79,6%) dan kemampuan berjalan dengan tingkat umumnya mandiri untuk mobilitas (51,8%), serta tidak mempunyai gangguan kognitif (57,4%). Hasil uji frekuensi latihan fisik dengan kemampuan berjalan menunjukkan nilai signifikansi 0,525 (p>0,05). Sedangkan hasil uji kemampuan kognitif dengan kemampuan berjalan menunjukkan nilai 0,003 (p<0,05). Tidak ada hubungan frekuensi latihan fisik dengan kemampuan berjalan, sebaliknya terdapat hubungan kemampuan kognitif dengan kemampuan berjalan lansia.
Copyrights © 2024