Penelitian ini mengeksplorasi paradoks penokohan dalam cerita-cerita lisan indigenous Bali melalui pendekatan hermeneutik. Penelitian ini bertujuan mengungkap tiga hal pokok, yaitu ideologi perlawanan kelas terhadap ketidakadilan sosial, paradoks penokohan, dan relevansi cerita lisan indigenous bali sebagai media keterampilan bernalar kritis. Metode analisis data menggunakan pendekatan hermeneutik dengan teknik analisis yang meliputi analisis tematik untuk perlawanan kelas dan strategi penokohan, serta konteks sosial untuk mengaitkan cerita sebagai media pengembangan keterampilan bernalar kritis. Analisis ini menyoroti paradoks penokohan dalam cerita, baik dari posisi subordinat maupun dominan, yang terlibat dalam strategi perlawanan terhadap struktur kekuasaan. Penelitian ini juga menilai peran paradoks penokohan dalam menggambarkan konflik sosial dan menciptakan ruang bagi ekspresi ketidakpuasan terhadap norma-norma sosial yang tidak adil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita lisan indigenous Bali memberikan gambaran mendalam tentang perlawanan kelas subordinat melalui paradoks penokohan, dengan karakter subordinat yang mengandalkan kecerdikan dan strategi untuk menghadapi kekuasaan yang menindas. Dapat disimpulkan bahwa cerita-cerita lisan indigenous Bali yang mengandung paradoks penokohan memiliki relevansi yang kuat sebagai media keterampilan bernalar kritis. Cerita lisan indigenous Bali dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui Narrative-Based Learning dengan langkah-langkah seperti pembacaan, diskusi, analisis konflik dan paradoks, serta refleksi dan penerapan nilai.
Copyrights © 2024