Al-Qur’an menceritakan banyak kisah binatang, salah satunya semut, sebagaimana termuat dalam QS. al-Naml ayat 18-19 dengan kalimat qÄlat namlatun (قَالَتْ نَمْلَةٌ). Dalam ilmu nahwu, kata qÄlat (قَالَتْ) dikenal sebagai á¸amÄ«r mufrad mu’annath, merujuk jenis kelamin perempuan, betina. Demikian pula kata namlatun (نَمْلَةٌ), artinya semut betina, dengan tÄ’ marbÅ«á¹ah. Merujuk myrmecology, semut merupakan hewan unik, spesies yang sangat beragam, dan dipimpin seekor semut betina, ratu. Tergabung dalam Ordo Hymenoptera, lama hidup sang ratu ada yang mencapai 30 tahun, terlama dari umur semut lainnya yang rata-rata 1-4 minggu.Penelitian ini mengkaji kalimat qÄlat namlatun (قَالَتْ نَمْلَةٌ) dan kata qÄlat menurut beberapa mufassir seperti Fakhruddin al-RÄzÄ«, Ibnu KatsÄ«r, al-ṬabarÄ«, al-Qurá¹ubÄ«, dan JalÄlain. Dalam terjemahan tafsir atau Al-Qur’an di Indonesia, kata namlatun tidak diartikan ratu semut. Tujuan penelitian membandingkan atau studi komparatif lima kitab tafsir, perspektif sains, dan nilai-nilai kepemimpinan semut yang menunjukkan kepemimpinan perempuan. Pertanyaan penelitian apakah kelima tafsir asli (bukan terjemahan) menyebutkan ratu semut atau tidak? Penelitian ini adalah kualitatif (kajian pustaka). Teorinya evaluatif-rekonstruktif dan hermeneutika-negosiatif menuntun kemungkinan alasan ada atau tidaknya penyebutan ratu semut dalam tafsir.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafsir karya Fakhruddin al-RÄzÄ«, Ibnu KatsÄ«r, dan JalÄluddÄ«n al-MaḥallÄ« menyebut namlatun (نَمْلَةٌ) sebagai ratu semut. Sedangkan al-ṬabarÄ« dan al-Qurá¹ubÄ« tidak. Penelitian ini memberikan informasi, sains membuktikan kebenaran Al-Qur’an 14 abad lalu, semut dipimpin seekor ratu. Rekomendasi yakni mengkaji produk tafsir secara komparatif agar dapat memahami makna ayat Al-Qur’an secara komprehensif. Temuan ini bermanfaat mendorong perubahan terjemahan tafsir atau terjemahan Al-Qur’an agar benar-benar sesuai dengan kata atau kalimat asli dalam Al-Qur’an.
Copyrights © 2024