Berdasarkan data SKDI tahun 2017, prevalensi tertinggi IMS atau gejala penyakit menular seksual terjadi pada wanita yang belum menikah (20%). Dapat diidentifikasi beberapa faktor risiko yang paling dominan terhadap penularan penyakit menular seksual yaitu umur, perilaku, pengetahuan, dan ekonomi. Kebaruan dari penelitian ini yaitu melihat gambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku siswa tentang pencegahan infeksi menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa/siswi SMAN 4 Medan mengenai pencegahan infeksi menular seksual. Penelitian menggunakan metode deskriptif cross-sectional di SMA Negeri 4 Medan pada bulan Mei 2024. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling (kriteria inklusi dan eksklusi). Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin sebanyak 93 orang. Hasil menunjukkan bahwa 29 responden laki-laki (15,3%) dan 81 responden perempuan (42,6%) memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan kategori pengetahuan baik, 96 responden (50,5%) memiliki sikap positif, 13 responden (6,8%) memiliki sikap moderat, dan 1 responden (0,5%) menunjukkan sikap negatif. Dalam kategori pengetahuan cukup, 27 responden (14,2%) menunjukkan sikap positif, 17 responden (8,9%) menunjukkan sikap yang cukup, dan 1 responden (0,5%) menunjukkan sikap negatif. Siswa dengan pengetahuan rendah, 27 responden (14,2%) menunjukkan sikap positif, 7 responden (3,7%) memiliki sikap cukup, dan 1 responden (1,6%) memiliki sikap negatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa siswa/i SMA Negeri 4 Medan memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai pencegahan infeksi menular seksual dimana sebagian besar siswa/i memiliki sikap yang baik terhadap upaya pencegahan IMS. Namun, perilaku dalam pencegahan IMS, mayoritas tergolong kurang.
Copyrights © 2025