Di Cekungan Ketungau telah ditemukan rembesan migas di Sungai Sinaning, di hilir Sungai Puturau dan Sungai Ara. Sampai sekarang migas belum ditemukan didaerah ini sehingga dilakukan penelitian gayaberat untuk melokalisir struktur perangkap antiklin yang terkait dengan waduk migas. Hasil penelitian gayaberat anomali Bouguer dapat dibagi kedalam dua (2) kelompok yaitu: Kelompok anomali gayaberat 16 mGal hingga 58 mGal dibentuk oleh tinggian Semitau dan kelompok anomali gayaberat 8 mGal hingga 16 mGal adalah cekungan batuan sedimen. Pada anomali sisa lebar cekungan ± 35 km, panjang ± 60 km dan ketebalan ± 5000 m arah barat-timur. Cekungan Ketungau dikontrol oleh sesar naik dan sesar normal membentuk amblesan, sehingga sulit terbentuk antiklin lokal sebagai perangkap migas didalam cekungan itu sendiri. Struktur yang terbentuk terdiri dari sesar naik, sesar normal arah barat-timur dan sesar geser arah utara-selatan memotong sesar naik. Cekungan Ketungau terbentuk pada busur muka saat Kalimantan berrotasi mengiri sejak Oligosen-Miosen sebesar 60º pada deformasi fase ketiga. Batuan alas diduga ofiolit atau sedimen samudera dengan rapat massa 3.1 gr/cm³ yang mengalami pematahan bongkah.Kata kunci - Gayaberat, cekungan, gas, anomali sisa, rapat massa, sesar, antiklin, sinklin, batuan alas, rotasi, deformasi, paleomagnetik.
Copyrights © 2015