Produksi migas Indonesia semakin menurun secara bertahap, untuk kembali meningkatkan produksi migas diperlukan pencarian cadangan-cadangan baru dengan cara melakukan penelitian pada cekungan-cekungan sedimen frontier. Salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk mendelineasi cekungan sedimen adalah metoda gayaberat. Metode gayaberat mengukur variasi percepatan gravitasi yang disebabkan karena perbedaan densitas antar batuan bawah permukaan. Penelitian gayaberat dilakukan di daerah Kepulauan Tanimbar dengan tujuan untuk mengetahui Anomali Bouguer, pola sub-cekungan, pola tinggian, struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian melalui pemodelan 2,5D dan inversi 3D. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian meliputi : analisis spektral, analisis SVD, pemodelan 2,5D dan pemodelan inversi 3D untuk mengetahui struktur bawah permukaan daerah penelitian dan model/pola sub-cekungan Tanimbar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Daerah penelitian memiliki rentang anomali Bouguer antara -46,4 mGal hingga 9,6 mGal dengan anomali rendah pada bagian tengah, anomali sedang pada bagian tepi Pulau Yamdena, sedangkan anomali tinggi pada bagian tenggara dan barat laut daerah penelitian. (2) Jumlah sub-cekungan sedimen yang dapat diinterpretasi adalah sebanyak 6 sub-cekungan. (3) Pola tinggian (basement high) mempunyai arah relatif timur laut-barat daya. (4) Hasil pemodelan bawah permukaan 2,5D menunjukan, a) batuan pengisi dari setiap sub-cekungan adalah batuan sedimen Tersier, yaitu Anggota Napal Formasi Batimafudi (Tmbm) nilai densitas 2,38 gr/cc, Formasi Batimafudi (Tmb) dengan densitas 2,37 gr/cc, Formasi Tangustabun (Tpt) dengan densitas 2,42 gr/cc dan batuan yang mengalasi sub-cekungan adalah batuan pra-tersier yakni batubasalt dengan densitas 2,7 gr/cc dari Kompleks Molu (M), b) Analisis SVD menunjukkan letak patahan pada model 2,5D relatif sama dengan grafik SVD yang diperoleh dari peta anomali SVD.
Copyrights © 2016