Cilacap sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah memilki sejarah dan tradisi yang unik yaitu perpaduan antara pandangan hidup Jawa dan ajaran Islam. Tepatnya di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, terdapat sebuah fenomena ajaran “Mbah Daun Lumbung”. Fenomena ini memilki kekhasannya sendiri dalam menjalankan tradisi, ritual ajaran keagamaannya. Metode penelitian bersifat holistik–integratif (thick discription) dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan informasi dari sudut pandang penduduk asli (native’s point of view) dan sudut pandang peneliti atau ethic (observer oriented) dengan menggunakan tipe analisis dan interpretasi mengenai budaya yang sedang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan, kearifan lokal mengikuti ajaran Mbah Daun Lumbung merupakan bentuk “Jawanisasi Islam”. Tradisi ritual di sekitar makam Daun Lumbung seperti punggahan, pudunan, slametan (wilujengan) adalah upaya bagaimana melabuhkan Islam dalam konteks budaya masyarakat setempat. Singkatnya, Mbah Daun Lumbung merupakan tokoh “penyelaras budaya” di masyarakat agar tetap eling dan waspada menghadapi tantangan perkembangan zaman. Penganut Kejawen trah Mbah Daun Lumbung optimis bahwa kebudayaan Jawa justru semakin menemukan identitasnya ketika berinteraksi dengan budaya lain sehingga para Anak Putu trah Mbah Daun Lumbung inipun tetap percaya diri menghadapi modernisasi.
Copyrights © 2024