Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Etnografi Komunikasi Komunitas yang Kehilangan Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten Cilacap S. Bekti Istiyanto; Wiwik Novianti
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.074 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i1.15213

Abstract

Penelitian ini dilakukan didasari oleh kekhawatiran bahwa warisan budaya di Desa Rejodadi Cimanggu secara bertahap lenyap pada generasi muda. Karena itu, masyarakat berupaya membangun identitas budaya dan sosial dengan menciptakan sebuah komunitas yang mewakili identitas mereka yang telah dianggap mulai pudar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: perilaku komunikasi sehari-hari masyarakat Rejodadi sebagai masyarakat tutur, dan mengidentifikasi identitas sosial dan budaya dalam kehidupan komunitas yang berbeda-beda namun tetap bisa eksis berdampingan secara harmonis. Penelitian ini menggunakan Teori Identitas Sosial dari Henri Tajfel dan John Turner sebagai dasar acuan. Metode penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi komunikasi. Sedangkan dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan observasi partisipan, wawancara, dokumentasi berupa gambar dan rekaman, serta data review yang berkaitan dengan masyarakat desa Rejodadi. Ada 15 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagai informan. Mereka adalah warga desa Rejodadi yang mengetahui dengan baik tentang permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa dalam proses komunikasi masyarakat Rejodadi dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan partner berbicara; Proses komunikasi sehari-hari terjadi secara alami, jujur, dan seimbang tanpa meninggalkan nilai-nilai pengajaran, rasa hormat dan kasih sayang; Komunitas basa Paurangan didirikan sebagai bentuk yang mewakili masyarakat Paurangan Cimanggu; upaya melestarikan dan mewarisi nilai budaya dan sosial dilakukan dalam bentuk penguatan identitas budaya dan sosial masyarakat Paurangan.
Strategi Komunikasi Perantau Etnis Minang di Kabupaten Tegal Oka Imanidar; S. Bekti Istiyanto
PAX HUMANA Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Yayasan Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak dahulu, etnis Minang sudah terkenal dengan kebiasaannya yang merantau. Mereka merantau ke berbagai daerah, salah satunya ke Kabupaten Tegal untuk mengubah nasib dengan cara berdagang. Etnis Minang juga terkenal sebagai suku yang mudah bergaul dan memiliki sikap pantang menyerah. Modal inilah yang dijadikan etnis Minang untuk dapat bertahan hidup di daerah perantauan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana komunikasi yang dilakukan etnis Minang di Kabupaten Tegal, karena bahasa dan budaya Kabupaten Tegal jauh berbeda dengan daerah Minang. Kabupaten Tegal menggunakan bahasa Tegalan, sedangkan etnis Minang memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa Minang. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, di mana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi. Dari metode ini kemudian peneliti melakukan observasi, wawancara alamiah dengan informan serta mengumpulkan dokumentasi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Slawi salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tegal. Informan yang dipilih peneliti adalah seorang warga Minang sudah merantau di Kabupaten Tegal minimal selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan etnis Minang dalam melakukan komunikasi lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan supaya tidak terjadi kesalahpahaman saat berinteraksi. Etnis Minang juga dikenal dengan etnis yang mudah beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI REMAJA SEBAGAI BENTUK AKTUALISASI BELA NEGARA Fitria Ayuningtyas; Ratu Nadya Wahyuningratna; Luqman Hakim; S. Bekti Istiyanto; Witanti Prihatiningsih
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.1813

Abstract

Berbicara di depan umum merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan saat ini atau biasa disebut public speaking merupakan salah satu skill mutlak yang dibutuhkan seseorang untuk bisa terjun dalam dunia kerja maupun dalam masyarakat. Dengan public speaking yang mumpuni, seseorang mampu menyampaikan gagasan dengan lebih baik. Selain itu, Public speaking dapat digunakan sebagai media aktualisasi bela negara. Kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah sikap maupun perilaku warga negara yang sering disebutkan sebagai Bela Negara. Kemampuan berbicara di depan umum yang dikaitkan dengan konteks Bela Negara, menjadi sebuah hal yang penting untuk dikuasai oleh seseorang. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan Public speaking kepada siswa SMK Wiyata Satya sebagai bentuk aktualisasi Bela Negara. Mitra kegiatan ini adalah SMK Wiyata, yang berlokasi di Jalan Taman Mutiara Prima, Kebun Jeruk, Kota Jakarta Barat. Pelatihan secara khusus diberikan kepada siswa kelas XI jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis. Pemilihan mitra ini sejalan dengan kebutuhan dan orientasi sekolah yang ingin menghasilkan lulusan yang siap kerja. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan empat metode, yaitu (1) persiapan, (2) perencanaan metode pembelajaran, (3) pelaksanaan pelatihan, (4) evaluasi. Persiapan diawali dengan observasi kebutuhan mitra dan dilanjut dengan menyusun metode pembelajaran. Selanjutnya, pelaksanaan pelatihan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemaparan materi dengan melakukan sebelumnya pre-test dan latihan/praktik. Kegiatan ditutup dengan evaluasi dengan tanya jawab dan post-test menggunakan kahoot.it. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasa percaya diri siswa peserta pelatihan dalam public speaking. Selanjutnya peserta juga lebih paham tentang public speaking dan urgensinya dalam kehidupan.
POLA KOMUNIKASI GURU DENGAN MURID AUTIS DALAM MENINGKATKAN BAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL DI SLB YAYASAN BAHAGIA KOTA TASIKMALAYA Ajeng Puspita; S. Bekti Istiyanto

Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v7i2.1574

Abstract

Proses komunikasi non-verbal di SLB Yayasan Bahagia menjadikan murid berinteraksi dan mengembangkan bakatnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak autis. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling, untuk mengambil sampel dengan menetapkan guru sebagai informan, dengan menggunakan analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dengan validitas data menggunakan triangulasi sumber untuk mempermudah dalam membandingkan data. Dari hasil penelitian, bahwa peran komunikasi guru sangat penting dalam membantu mengembangkan bakat dan interaksi siswa autis.
Kearifan Lokal Masyarakat Pengikut Mbah Daun Lumbung dalam Bingkai Kebhinekaan Indonesia Kurniawan Widiaji; Nugra Agung Pratama; S. Bekti Istiyanto
EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol. 3 No. 6: September 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/ekoma.v3i6.5293

Abstract

Cilacap sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah memilki sejarah dan tradisi yang unik yaitu perpaduan antara pandangan hidup Jawa dan ajaran Islam. Tepatnya di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, terdapat sebuah fenomena ajaran “Mbah Daun Lumbung”. Fenomena ini memilki kekhasannya sendiri dalam menjalankan tradisi, ritual ajaran keagamaannya. Metode penelitian bersifat holistik–integratif (thick discription) dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan informasi dari sudut pandang penduduk asli (native’s point of view) dan sudut pandang peneliti atau ethic (observer oriented) dengan menggunakan tipe analisis dan interpretasi mengenai budaya yang sedang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan, kearifan lokal mengikuti ajaran Mbah Daun Lumbung merupakan bentuk “Jawanisasi Islam”. Tradisi ritual di sekitar makam Daun Lumbung seperti punggahan, pudunan, slametan (wilujengan) adalah upaya bagaimana melabuhkan Islam dalam konteks budaya masyarakat setempat. Singkatnya, Mbah Daun Lumbung merupakan tokoh “penyelaras budaya” di masyarakat agar tetap eling dan waspada menghadapi tantangan perkembangan zaman. Penganut Kejawen trah Mbah Daun Lumbung optimis bahwa kebudayaan Jawa justru semakin menemukan identitasnya ketika berinteraksi dengan budaya lain sehingga para Anak Putu trah Mbah Daun Lumbung inipun tetap percaya diri menghadapi modernisasi.