Karya ini terinspirasi dari kesenian tradisional Ronggiang Pasaman di daerah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Kesenian tersebut merupakan hiburan rakyat yang tumbuh dan berkembang di Nagari Aua Kuniang Jorong Padang Tujuh. Kesenian Ronggiang Pasaman disajikan oleh laki-laki sebagai penari sekaligus berdendang dengan nyanyian pantun yang diiringi musik. Diantara penari laki-laki tersebut, terdapat satu orang yang berperan sebagai perempuan. Penari tersebut dinamakan dengan Biduan atau Anak Ronggiang. Penggunaan kata Ronggiang di Pasaman Barat mencitrakan akulturasi yang terjadi di antara kebudayaan Jawa, Minangkabau dan Mandailing. Penelitian ini tertarik pada pantun yang didendangkan oleh biduan dalam kesenian Ronggiang Pasaman. Pengkarya ingin menginterpretasikan makna-makna yang terdapat pada pantun tersebut. Interpretasi makna pantun menjadi landasan pengkarya untuk mengaplikasikannya kedalam bentuk garapan tari dengan judul karya “Suara Tubuh”.. Perwujudan karya ini akan menggunakan tema budaya dan menggunakan tipe abstrak. Metode ini bertujuan untuk memudahkan proses kerja agar seluruh struktur tari dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan, diantaranya Pengumpulan Data dan Observasi Lapangan, Pengolahan Data, Eksplorasi, Improvisasi, dan Pembentukan.
Copyrights © 2023