Artikel ini membahas pendekatan hermeneutika Asghar Ali Engineer dalam menafsirkan Al-Qur'an, yang menekankan pentingnya konteks sosio-historis, maqasid al-shariah (tujuan syariat), serta nilai-nilai keadilan sosial dan hak asasi manusia. Sebagai seorang pemikir progresif, Engineer mengajukan metodologi tafsir yang berbeda dari pendekatan tradisional yang sering kali literal dan kaku. Langkah-langkah metodologis yang ditempuh Engineer meliputi pemahaman konteks sejarah dari ayat-ayat Al-Qur'an, identifikasi nilai-nilai universal seperti keadilan dan kesetaraan, serta pemanfaatan konsep maqasid al-shariah untuk menafsirkan ayat-ayat yang relevan dengan tantangan sosial kontemporer. Selain itu, Engineer juga mengkritik tafsir-tafsir patriarkal yang mendiskriminasi perempuan dan mendorong reinterpretasi ayat-ayat yang mendukung hak-hak perempuan serta kesejahteraan kelompok tertindas. Dengan menekankan Al-Qur'an sebagai kitab pembebasan yang mendukung perjuangan melawan ketidakadilan, pendekatan Engineer memberikan perspektif baru dalam memahami Islam sebagai agama yang inklusif, humanis, dan relevan untuk menjawab isu-isu modern. Artikel ini berkesimpulan bahwa metodologi tafsir Engineer tidak hanya memperkaya kajian akademis tentang Al-Qur'an, tetapi juga memberikan inspirasi bagi gerakan sosial yang memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia di dunia Islam kontemporer.
Copyrights © 2023