Kelangsungan operasional organisasi tidak lepas dari peran tata kelola Teknologi Informasi (TI) yang dimiliki dalam internal organisasi. Suatu organisasi memiliki standard dan menjalakan prosedur operasional untuk mencapai tujuan yang memiliki nilai strategis. Suatu sistem informasi menjadi tanggung jawab dan praktik kerja yang digunakan para eksekutif bisnis untuk dapat memiliki pandangan pada sasaran organisasi tersebut. Penerapan sistem Neraca Pangan Wilayah (NPW) dalam meningkatan akses, mutu, dan tata kelola, sejauh ini masih belum optimal dalam penggunaanya. Masih terdapat pengguna yang belum memahami menu-menu pada sistem NPW. Pendekatan metode Technology acceptance Model (TAM) digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan sistem Neraca Pangan Wilayah dengan hubungan antar konstruk TAM di Kantor Dinas Pangan Kabupaten Bone Bolango. Dalam metode TAM terdapat lima konstruk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), attitude towards using (ATU), actual system usage (ASU) dan behavioral intention Technology use (BITU). Pada lima konstruk TAM tersebut disusun menjadi enam hipotesis hubungan antar konstruk. Pengambilan sampel menggunakan rumus dari slovin yakni jumlah populasi yang dibagi dengan taraf signifikan atau persentase dari populasi yang kemudian ditambah satu. Hasil analisis statistik menujukan terdapat empat hubungan antar konstruk yang berpengaruh signifikan terhadap penerimaan sistem Neraca Pangan Wilayah. Hubungan antara konstrk BITU ASU memiliki nilai paling besar dalam pengaruh tingkat penerimaan sistem Neraca Pangan Wilayah.Kata kunci: Evaluasi, Technology Acceptance Model, Hubungan antar Konstruk TAM, Partial Least Square (PLS)
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022